- Konsep, Makna, defenisi
- Konstruksi argumen-nyawanya logika
- kesalahan berfikir
- memahami dan menulis filsafat
Fase ketiga; berpikir untuk dunia yang tidak pasti - (hermeneutika)
Isu-isu besar filsafat (ontologi, Tuhan, kosmos-alam, manusia)
kelemahan ketika kita diskusi, ketika ada teman yang menurut-menurut, kita selalu angkat tangan.
Fase pertama - Epistemologi
Fase kedua - Logika, Hermeneutika,ontologi metafisika, dimulai dari membahas Tuhan, teologi, alam, kosmologi, manusia (antropologi)
Etika dan finisnya estetika.
kita memulai dari ontologi. yang paling penting dua alat yaitu Logika dan Bahasa.
Epistemology terdiri dari epistem itu pengetahuan sedangkan logi adalah logos yaitu defenisi harafiah sistemasi secara rasional. kajian tentang, pemahaman tentang. semua ilmu yang sudah mapan selalu di belakangnya ada logosnya, misal bilologi, antropologi dll
Epistemologi adalah salah satu cabang filsafat yang dibahas adalah pengetahuan. sehingga orang-orang biasa menyebut filsafat pengetahuan, teori pengetahuan. Hidup kita sangat bergantung pada pengetahuan. coba semua pengetahuan yang ada di kepalamu dibuang, kita akan jadi bayi lagi. apapun itu, tergantung pada pengetahuan. maka pengetahuan itu urgent. uang banyak tapi pengetahuan nol maka tidak ada nilai.
pikiran adalah konstruksi pengetahuan-pengetahuan. beda orang adalah koleksi pengetahuan. nyawanya filsafat adalah pengetahuan. berfikir adalah mencari korelasi atau gabungan. maka filsafat membahas epistemologi.
Masalah-masalah dalam epistemologi:
- Apakah manusia mampu mengetahui hakekat, keabsahan dan kebenaran pengetahuan. kita tahun 1+1=2, kira-kira cara menguji kebenarannya bagaimana, itu epistemologi. untuk membuktikan kebenaran
- Sifatnya pengetahuan. Apakah pengetahuan itu bersifat kemungkinan atau suatu keyakinan tanpa celah keraguan. pengetahuan sama sih ga dengan keyakinan.
- Dengan cara apa kita mengetahui. sumber pengetahuan banyak maka harus dipilih mana yang layak dan tidak. mana valid atau tidak. dalam kondisi tertentu, sesuatu lebih valid tetapi kondisi lain tidak valid. misal, urusan gempa pendapatnya surono lebih valid karena dalam konteks itu dia ahlinya.
- Pengetahuan itu sumbernya dalam dirimu atau dari luar. ini dibahas karena ada perdebatan di dalam filsuf awal. plato(pengetahuan dari pikiran) dan aristoteles (pengetahuan dari luar, pikiran cuma alat).
- Bagaimana pengetahuan diperoleh, apakah dengan intuisi, akal atau indera, atau secara bersama, dan apakah masing-masing punya keabsahannya sendiri-sendiri.
ini baru pengantar untuk masuk ke filsafat ilmu.
Ada dua jenis Epistemologi:
- Epistemological idealism (Subjectivism); kenyataan dunia yang dipersepsi tergantung pada kesadaran. porosnya ada di Plato
- epistemological realist (Objectivism); ada realitas yang bebas dari kesadaran
Pemikiran filsafat karena russel semua pemikiran filsafat dari awal sampai akhir hanya catatan kaki Plato dan Aristoteles.
Aristoteles diwarisi oleh Alexander the king di romawi, menyebar jadi ajaran helenisme. Plato masuk di eropa timur, namanya Iskandaria, Istambul, Turki.
Helenisme versi Aristoteles diwarisi oleh Islam sehingga Islam jaya karena yang diwarisi karena yang diwarisi epistemologi yang coraknya objektif. sainsnya bisa jaya. yatimur Plato diwarisi neo platonisme diwarisi para awam sehingga barat di abad pertengahan.
Keduanya bertemu di Italia namanya Renaisance, jadi tonggak jayanya barat kebalik Islam menjadi mistik. Teosofi. Islam terpesona dengan Al Ghazali yang anti filsafat.
Epistemologi Subejctivism dengan Objectivism sebenarnya nama lainnya Idealisme dan Realisme dalam perkembangannya ada aliran namanya realisme-realitas itu eksis tanpa persepsinya manusia. tandingannya fenomenalisme-orang bilang realitas tergantung persepsinya manusia (Immanuel Kant)
Contohnya fenomenalis yaitu masjid Sudirman ini kalau semua orang tidak ada yang atau apakah masjid ini ada? jika Candi Borobudur itu tidak ada yang atau, apakah ada itu candi? itulah fenomenalis yang mengatakan bahwa realitas tergantung pada persepsi manusia. tidak tergantung dirinya sedangkan Realisme mengatakan bahwa ada karena belum ditemukan saja. karena hakekatnya ada.
Manisnya teh tergantung persepsi. kamu yang tidak suka manis maka ini sudah terlalu manis. maka itu tergantung persepsimu. realitas itu tidak pernah bebas dari persepsi. ketika sudah bersentuhan dengan manusia maka dia sudah jadi fenomena, jadi Fenomena itu paradigmanya subjektivisme sedangkan Realis itu Objektivisme jadi objek bisa independen.Ide-ide epistemologi akan mbulet di situ.
yang bisa diketahui adalah fenomena. lawannya nomena, barang apa adanya. yang bisa diketahui levelnya adalah fenomena. alam yah gejalanya. alam susah diketahui tetap gejalanya yang bisa diidentifikasi. masa lalu sudah lewat tapi masih bisa dipahami. masa depan belum ketemu tetapi bisa diketahui dengan pengetahuan prediktif.
Objek pengetahuan:
- Fenomena/Gejala Alam fisis (External World)
- Masa lalu (the past)
- masa depan (the future)
- Values (etis, estetis, religius)
- Mind (dimensi dalam/psikis)
Akal tidak ada bebasnya. berpikir itu bebas, berpikir itu mungkin sekali waktu kita mentok namun di lain waktu ada fakta baru. batas pikiran selalu berkembang tidak mati. mind itu habit. pikiranmu itu intinya adalah pembiasaan dan nanti seperti itu wajahnya. jika diisi dengan negatif maka hasilnya negatif. jika diisi barang internet yang tidak baik maka mesti dia akan terbiasa di situ. bekerja seperti itu dan berdampak pada perilaku karena referensinya di situ semua.
Sumber pengetahuan:
- Authority (otoritas) siapa yang kamu percaya
- Sense of perception - pengetahuan dari indrawi
- Reason - akal
- Intuition -
Kebanyakan kita pengetahuan dari otoritas. pengetahuan sahmu kebanyakan percaya entah itu siapa saja mulai dari buku, orang tua, ustaz dan siapa saja. bahasa agama itu taklid. kamu kalau ke dokter pasti taklid ke dokternya. kalau tidak taklid berarti kita harus verifikasi sendiri. haqqul yakin, ngerti sendiri melalui bukti empiris.
Alat pengetahuan antara lain;
- Panca indera
- akal
- nurani
- naluri
- intuisi
- imajinasi
Jenis pengetahuan:
- Biasa
- Ilmiah, gejalanya pasti, tetap. metode ilmiah hasilnya ilmiah. biasanya sifatnya eksak, pasti
- Teknologi, ilmu terapan dari ilmiah.
- Ideologi, pengetahuan doktrinal. biasanya isinya juklak perilaku, ad/art. aturan-aturan dasar dan cara menerapkannya. perangkat berpikir dan berperilaku sendiri yang diikuti anggotanya. sifat kebenarannya intersubjektif, kebenaran bersama.
- Filosofis, berpikir yang radikal, universal, mendalam. luas dan dalam. semua variabel mengikut dan intinya ketemu. itu maunya filosifis. parameternya jelas.
- Mistis/agama, lebih susah dijangkau. bukan masuk akal atau tidak karena intinya percaya atau tidak.
Banyak orang diskusi dan tidak karu-karuan karena level pengetahuannya campur, tidak jelas. mau ngomong level hukum atau etika. ideologis atau ilmiah. jika ilmiah maka kau harus mau dikritik secara ilmiah tetapi kalau ideologis tinggal mencari relevansinya dengan idelogimu.
31 12 2019