Saturday, March 5, 2022

Studi dan Teori Hubungan Internasional

Judul             : Studi & Teori Hubungan Internasional (Arus Utama, Alternatif dan Reflektif)

Penulis          : Bob Sugeng Hadiwinata

Penerbit         : Yayasa Pustaka Obor Indonesia

Tahun            : 2017

Buku ini terdiri dari 4 bagian dan 12 bab.

Bab 1 mengelaborasi mengenai studi hubungan internasional sebagai sebuah disiplin ilmu. Perbedaan ilmu HI yang berkembang di Inggris dan di AS. Tradisi berpikir di Inggris cenderung historis-filosofis sedangkan tradisi berpikir AS sangat saintifik-positivistik. HI yang berkembang di Inggris dari akar filsafat sedangkan di AS serikat berangkat dari ilmu politik. Pada perkembangannya, perspektif Inggris lebih mengutamakan historical tracing  sedangkan AS berkarakter saintifik yang positifistik. Perbedaan akar sejarah perkembangan HI di kedua negara tersebut juga berdampak pada terminologi yang digunakan. di Inggris sering menggunakan istilah "studi hubungan internasional" sedangkan AS menggunakan "Ilmu hubungan internasional".

Perkembangan ilmu HI kemudian melahirkan beberapa teori yang digunakan dalam proses identifikasi fenomena yang terjadi. kegunaan teori HI sekurang-kurangnya menyangkut 3 hal: (1) to describe. (2) to explain. (3) to predict

Secara umum, ilmu HI yang berkembang di seluruh dunia saat ini mengandung perspektif krusial:
  1. Perspektif Inggris, 1919-sekarang: Metode historis/tradisionil; liberalisme/idealisme, english school (realisme/Hobbes, rasionalisme/Grotius, idealisme/Kant), Critical Theory (Linklater)
  2. Perpektif Amerika Serikat;1940-sekarang: metode saintifik/Positivis; realisme/neo-realisme, neo-liberal institusionalisme, kajian politik ekonomi internasional
  3. Perspektif Skandinavia: 1970-sekarang: Metode historis interpretatif, studi konflik dan perdamaian, teori Sekuritisasi dan keamanan non-Tradisional (Copenhagen School)
  4. Eropa Daratan/Perancis, Jerman: 1990an-sekarang: metode hermeneutika-interpretatif, Posmodernisme, teori Konstruktivisme (Friedrich Kratochwil, Nicolas Onuf, dan Alexander Wendt)
Bab 2 menjelaskan tentang sejarah perkembangan HI di Indonesia yang sangat dipengaruhi oleh perspektif AS. HI sebagai cabang ilmu di Indonesia berawal pada era 1950-an tepatnya pada tanggal 10 Juli 1957, didirikan departemen hubungan internasional di universitas Gajahmada. HI yang berkembang di universitas Gajahmada sangat bercorak AS karena peran pakar HI universitas John Hopkins yang menyusun kurikulum HI yang diketuai prof. Donald Weatherbee.

Bab 4 menjelaskan perdebatan besar dalam studi HI. Perdebatan besar pertama terjadi pada dekade 1940-an ketika dunia menghadapi tantangan besar akibat kegagalan liga bangsa-bangsa dalam menegakkan perdamaian dunia pasca Perang Dunia I (1914-1919). Saat itu, pemikir realisme seperti E.H Carr dan Morghentau melakukan serangan terhadap pemikir idealis seperti Alfred Zimmern, Normal Angell

Perdebatan kedua terjadi pada dekade 1960an ketika sejumlah pemikir HI seperti Morton A Kaplan dan Karl Deutsch, Kenneth Waltz menyadari pentingnya penerapan metode saintifik yang memfokuskan pada objektivitas penelitian dan penerapan metode ilmiah yang mengacu pada pencarian hubungan antara variabel penelitian, pengujian teori dan validasi data dalam HI untuk menjadikan studi HI sebagai disiplin ilmu yang memenuhi karakter ilmiah. Upaya tersebut mendapat resistensi dari kaum historis atau tradisionalis misalnya Hedley Bull yang menyatakan bahwa metode historis yang lebih menekankan pada sekuensi sejarah adalah metode yang paling tepat bagi studi HI.

Perdebatan besar ketiga tejadi sejak 1970an tampak lebih kompleks daripada perdebatan sebelunya. perdebatan ketika merupakan perdebatan post positivis (teori reflektivitas, teori kritis, feminisme, posmodernisme dan konstruktivisme berhadapan dengan positivis empiris (neo-realisme dan neo liberalisme)


Abstraksi

 Universitas Paramadina

Program Studi : Diplomasi

Tahun Lulus : 2022

NIM          : 219131002

Judul              : Memahami Fenomena Normalisasi Hubungan Diplomatik Negara – Negara Muslim Timur Tengah dengan Israel dan Implikasinya terhadap Prospek Kemerdekaan Palestina (2019-2021)

Jumlah Halaman : 133 + x halaman


Penelitian ini mengkaji proses terjadinya normalisasi hubungan diplomatik antara negara-negara Muslim Timur Tengah dengan Israel dan implikasinya terhadap usaha perjuangan kemerdekaan bangsa Palestina. Penulis menggunakan paradigma konstruktivisme dalam menganalisis sikap negara-negara Timur Tengah terhadap eksistensi Israel dan perjuangan bangsa Palestina. Keputusan politik yang ditempuh oleh negara-negara Muslim Timur Tengah berdamai dengan Israel, dianggap sebagai keputusan yang anomali sementara Israel terus melakukan pendudukan di wilayah Palestina. 

Proses normalisasi hubungan diplomatik negara-negara Muslim Timur Tengah tidak terjalin secara alamiah sebagaimana argumen realisme dan liberalism. Pra-kondisi normalisasi hubungan diplomatik tersebut sudah terjalin jauh sebelum diformalisasikan pada tahun 2020. Amerika Serikat memiliki peran yang sangat signifikan dalam membawa perdamaian antara negara-negara Timur Tengah dengan Israel. 

Dalam realitas politik, dapat disaksikan bahwa terdapat bantuan ekonomi dan militer dari Amerika Serikat dan Israel kepada negara-negara Timur Tengah namun jika dielaborasi lebih dalam, maka ditemukan fakta bahwa normalisasi tidak sekedar sebuah realitas yang disaksikan tetapi juga terdapat nilai bersama. Negara-negara Muslim Timur Tengah, Amerika Serikat, dan Israel sepakat bahwa ancaman di kawasan berasal dari Iran yang semakin dominan. Perspektif konstruktivisme juga digunakan penulis untuk menjelaskan bagaimana konsep ancaman Timur Tengah telah bertransformasi yang sebelumnya berasal dari Israel dan Amerika Serikat kemudian berubah menjadi ancaman dari Iran.

Pada akhirnya, normalisasi tersebut membawa dampak negatif terhadap usaha perjuangan bangsa Palestina karena negara-negara Muslim Timur Tengah semakin meninggalkan usaha perjuangan Palestina. Normalisasi yang terjadi juga sebagai simbol kemenangan diplomasi Israel dan normalisasi akan mengubah narasi tentang perjuangan bangsa Palestina pada generasi mendatang. 


Kata Kunci : Normalisasi, Konstruktivisme, Timur Tengah, Kemerdekaan Palestina

Daftar Pustaka : 109 literatur, 1978-2021

14 Februari 2022

Revolusi Harapan

Erich Fromm menulis buku ini dengan intensi untuk menemukan solusi atas keadaan Amerika Serikat sekitar tahun 1968.  Solusi yang dia maksudk...