Judul
: Studi & Teori Hubungan Internasional (Arus Utama, Alternatif dan
Reflektif)
Penulis
: Bob Sugeng Hadiwinata
Penerbit
: Yayasa Pustaka Obor Indonesia
Tahun
: 2017
Buku ini terdiri dari 4 bagian dan 12 bab.
Bab 1 mengelaborasi mengenai studi hubungan internasional sebagai sebuah disiplin ilmu. Perbedaan ilmu HI yang berkembang di Inggris dan di AS. Tradisi berpikir di Inggris cenderung historis-filosofis sedangkan tradisi berpikir AS sangat saintifik-positivistik. HI yang berkembang di Inggris dari akar filsafat sedangkan di AS serikat berangkat dari ilmu politik. Pada perkembangannya, perspektif Inggris lebih mengutamakan historical tracing sedangkan AS berkarakter saintifik yang positifistik. Perbedaan akar sejarah perkembangan HI di kedua negara tersebut juga berdampak pada terminologi yang digunakan. di Inggris sering menggunakan istilah "studi hubungan internasional" sedangkan AS menggunakan "Ilmu hubungan internasional".
Perkembangan ilmu HI kemudian melahirkan beberapa teori yang digunakan dalam proses identifikasi fenomena yang terjadi. kegunaan teori HI sekurang-kurangnya menyangkut 3 hal: (1) to describe. (2) to explain. (3) to predict
Secara umum, ilmu HI yang berkembang di seluruh dunia saat ini mengandung perspektif krusial:
- Perspektif Inggris, 1919-sekarang: Metode historis/tradisionil; liberalisme/idealisme, english school (realisme/Hobbes, rasionalisme/Grotius, idealisme/Kant), Critical Theory (Linklater)
- Perpektif Amerika Serikat;1940-sekarang: metode saintifik/Positivis; realisme/neo-realisme, neo-liberal institusionalisme, kajian politik ekonomi internasional
- Perspektif Skandinavia: 1970-sekarang: Metode historis interpretatif, studi konflik dan perdamaian, teori Sekuritisasi dan keamanan non-Tradisional (Copenhagen School)
- Eropa Daratan/Perancis, Jerman: 1990an-sekarang: metode hermeneutika-interpretatif, Posmodernisme, teori Konstruktivisme (Friedrich Kratochwil, Nicolas Onuf, dan Alexander Wendt)
Bab 2 menjelaskan tentang sejarah perkembangan HI di Indonesia yang sangat dipengaruhi oleh perspektif AS. HI sebagai cabang ilmu di Indonesia berawal pada era 1950-an tepatnya pada tanggal 10 Juli 1957, didirikan departemen hubungan internasional di universitas Gajahmada. HI yang berkembang di universitas Gajahmada sangat bercorak AS karena peran pakar HI universitas John Hopkins yang menyusun kurikulum HI yang diketuai prof. Donald Weatherbee.
Bab 4 menjelaskan perdebatan besar dalam studi HI. Perdebatan besar pertama terjadi pada dekade 1940-an ketika dunia menghadapi tantangan besar akibat kegagalan liga bangsa-bangsa dalam menegakkan perdamaian dunia pasca Perang Dunia I (1914-1919). Saat itu, pemikir realisme seperti E.H Carr dan Morghentau melakukan serangan terhadap pemikir idealis seperti Alfred Zimmern, Normal Angell
Perdebatan kedua terjadi pada dekade 1960an ketika sejumlah pemikir HI seperti Morton A Kaplan dan Karl Deutsch, Kenneth Waltz menyadari pentingnya penerapan metode saintifik yang memfokuskan pada objektivitas penelitian dan penerapan metode ilmiah yang mengacu pada pencarian hubungan antara variabel penelitian, pengujian teori dan validasi data dalam HI untuk menjadikan studi HI sebagai disiplin ilmu yang memenuhi karakter ilmiah. Upaya tersebut mendapat resistensi dari kaum historis atau tradisionalis misalnya Hedley Bull yang menyatakan bahwa metode historis yang lebih menekankan pada sekuensi sejarah adalah metode yang paling tepat bagi studi HI.
Perdebatan besar ketiga tejadi sejak 1970an tampak lebih kompleks daripada perdebatan sebelunya. perdebatan ketika merupakan perdebatan post positivis (teori reflektivitas, teori kritis, feminisme, posmodernisme dan konstruktivisme berhadapan dengan positivis empiris (neo-realisme dan neo liberalisme)
No comments:
Post a Comment