Judul: Teori-Teori Hubungan Internasional
Penulis: Scott Burchill -Andrew Linklater
Penerbit: Nusa Media
Cetakan ke-5 terjemahan Indonesia
Bab I: Pendahuluan
Fokus kajian disiplin HI antara lain:
- Hubungan - saling ketergantungan (interdenpendensi) ekonomi, hutang dan ketergantungan dunia ketiga, perdagangan Internasional, ketidaksetaraan, indentitas politik dan kewarganegaraan model baru, rezim, komunital negara-negara internasional, anarki, kerjasama ekonomi regional, keseimbangan kekuasaan, demokratisasi, keamanan pasca perang dingin
- Aktor - Negara bangsa, perusahaan transnasional, pasar modal, organisasi non-pemerintah, masyarakat politik supra nasional dan sub nasional, pasukan penjaga perdamaian PBB, gerakan sosial baru, G7, IMF-Bank Dunia
- Isu-isu empiris - globalisasi dan isolasi, HAM, intervensi dan kedaulatan, bantuan, pengungsi, etnis, persoalan perempuan, konservasi lingkungan, AIDS, narkoba, kejahatan terorganisir
- Isu-isu Filsafat - Permasalahan epistemologi, ontologi dan metodologi, perspektif gender, perdebatan antar paradigma, etika dan kebijakan luar negeri (Hal12)
Menurut Linklater, ada 4 hal mendasar yang membedakan antara berbagai macam teori HI:
- Objek analisis dan ruang lingkup penelitian (analisis penelitian)
- tujuan penelitian sosial dan politik (apa alasan mendasar yang ada di balik upaya teoritis?)
- metodologi yang tepat dalam studi HI.
- apakah tiap teori memandang HI secara berbeda, atau memiliki hubungan dengan wilayah penelitian. {Hal 21-28}
Diskusi mengenai apa itu sebenarnya "realitas yang dapat diketahui" (knowing reality) dalam HI yang merupakan persoalan Ontologis telah dibandingkan dengan perdebatan mengenai bagaimana ilmu pengetahuan dihasilkan dalam teori HI (persoalan Epistemologi) (hal 24)
Kegley menyatakan bahwa sebuah teori HI harus melakukan empat tugas utama yaitu: mendeskripsikan, menjelaskan, memprediksi dan menentukan (hal 31)
Hubungan teori-teori internasional hanya dinilai dengan satu kriteria atau lebih berikut ini:
- pemahanan teori terhadap suatu permasalahan atau proses
- kemampuan ekspalnatif teori
- keberhasilan teori dalam memprediksi suatu peristiwa
- konsistensi dan koherensi intelektual teori
- ruang lingkup teori
- kemampuan teori untuk melakukan refleksi diri secara kritis dan menjalin hubungan intelektual dengan teori-teori lain yang bertentangan (hal 32)
Bab II: Internasionalisme Liberal
Kaum Liberal mengajukan suatu syarat bagi sebuah tatanan dunia yang damai. ikhtisar secara umum, mereka menyimpulkan bahwa prospek penghapusan perang berada pada keinginan untuk lebih memiliki demokrasi daripada aristokrasi, perdagangan bebas daripada autarki dan keamanan bersama dariapada keseimbangan sistem kekuasaan.
Kaum Liberal dari Rousseau, Kant dan Richad Cobden hingga Schumpter dan Doyle bahwa perang dimunculkan oleh pemerintahan militeris dan non-demokratis demi kepentingan pribadi mereka.
Menurut Paine dalam "The Rights of Man" sistem perang dibuat untuk mempertahankan kekuasaan serta jabatan raja, negarawan, tentara, diplomat serta perusahaan-perusahaan perlengkapan perang dan melanggengkan ketiranian mereka kepada rakyat. (hal 41)
Kaum neo-realis, Waltz "dalam politik global, kekuatan yang tidak seimbang menghasilkan bahaya bahkan jika kekuatan uang mendominasi itu adalah Amerika" (hal 44)
John Stuart Mill menyatakan bahwa pasar bebas merupakan cara mengakhiri perang "perdaganganlah yang dengan cepat akan menjadikan perang ketinggalan zaman, dengan memperkuat dan memperbanyak kepentingan personal yang berbuat secara alami bertentangan dengan perang. hal 47
Menurut Cobden, pasar bebas adalah abadi dalam kebenarannya dan universal dalam aplikasinya. pasar bebas merupakan kunci menuju keharmonisan dan perdamaian global. keberhasilan pasar bebas adalah sebuah kemenangan prinsip-prinsip ketenteraman antara semua bangsa di dunia. hal 48
para neo-realis memiliki dua jawaban atas pernyataan kaum liberal bahwa saling ketergantungan ekonomi dapat menjaga ketentraman HI pertama bahwa dalam perjuangan antara disiplin-disiplin yang berkompetisi, lingkungan anarkis dan suasana tidak aman yang ditimbulkan selalu akan menolak pencarian demi kemakmuran ekonomi. saling ketergantunan ekonomi tak pernah lebih diutamakan dari keamanan strategis. kedua, saling ketergantungan tidak menghapuskan ekonomi dan dependensi dalam hubungan antar negara karena kekuasaan tidak dibagi secara merata melalui perdagangan dunia dan pasar uang. para pemain terkemuka seperti usa selalu menyusun aturan yang digunakan untuk menumbuhsuburkan gagasan tentang saling ketergantungan. hal 50
Karl Polanyi menganggap bahwa struktur kapitalisme industri laissez-faire memisahkan ekonomi dari masyarakat dan negara dengan mengubah tenaga kerja, tanah, dan sumber daya alam lainnya menjadi komoditas... satu konsekuensi dari transformasi besar di bidang institusi ini adalah bahwa ekonomi klasik kemudian neo klasik dapat diciptakan......hal 61
Friederich List menganggap bahwa perdagangan bebas di pertengahan abad ke 19 sebagai kedok negara Inggris yang tanpa henti mengejar kepentingan negaranya sendiri dan mengeksploitasi keuntungan tertentu-produktivitas industri-industrinya yang besar akibat kekuasaan perdagangan dunia mereka. hal 69
Bab III
Realisme dan Neo-Realisme
Dalam ranah pemikiran, Realisme menekankan pada penerimaan fakta dan analisis atas sebab dan dampaknya. Realisme cenderung mengabaikan peran tujuan dan meyakini, eksplisit atau implisit bahwa fungsi pemikiran adalah untuk mempelajari atau mengubah. dalam ranah praktek, Realisme cenderung lebih memperhatikan kekuatan alamiah dari kekuasaan yang ada dan karakter alamiah dari kecenderungan yang ada dan menekankan bahwa kebijaksanaan tertinggi terletak pada penerimaan dan penyesuaian diri dengan kekuataan dan kecenderungan tersebut. hal 92.
E. H Carr meyakini bahwa keyakinan kaum Liberal tentang setiap Bangsa memiliki kepentingan yang sama dalam hal perdamaian merupakan ekspresi dari negara pemenang perang dengan kepentingan pribadi demi mempertahankan status quo. sistem pasca perang diciptakan oleh pemenang perang dan merupakan tatanan yang digunakan untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar lagi dengan mengorbankan revisionis.
Carr menekankan bahwa kekuasaan adalah elemen penting dari setiap tatanan politik. konflik antar negara tidak bisa dihindarkan dalam sistem internasional tanpa adanya otoritas berwenang yang mengatur hubungan di antara mereka. hal 97.
Carr meyakini etika merupakan fungsi dari politik dan moralitas adalah produk dari kekuasaan. dia meyakini juga bahwa penggagas perjanjian damai versailles menempatkan dunia pada jalan menuju konflik selanjutnya.
Politics Among Nations (1948) by Hans Morgenthau merupakan pegangan para Realis written in the end of World War II.
pandangan Morgenthau mengenai politik dunia, yang pertama meyakini bahwa tatanan politik rasional dan mora yang berasal dari prinsip-prinsip abstrak dan universal dan diwujudkan dengan tindakan politik yang sadar. yang kedua, Morgenthau percaya bahwa ketidaksempurnaan dunia adalah akibat dari paksaan-paksaan yang menjadi sifat dasar manusia.
Morgenthau mencatat 6 prinsip realisme politik antara lain:
- Politik ditentukan oleh hukum-hukum objektif yang berakar pada Manusia. hukum ini memberi kita kepastian dan kepercayaan dalam memperhitungkan sikap politik yang rasional
- kunci untuk memahami politik internasional adalah mendefinisikan konsep kepentingan dalam kaitannya dengan kekuasaan.
- bentuk dan sifat kekuasaan negara akan bermacam-macam dalam waktu, tempat dan konteks tetapi konsep kepentingan masih tetap sama.
- Prinsip-prinsip moral universal tidak menuntun sikap negara meski sikap negara jelaskan memiliki implikasi moral dan etika.
- tidak ada serangkaian prinsip moral yang disetujui secara universal.
- secara intelektual, bidang politik itu otonom dari setiap bidang perhatian manusia lainnya. hal 103
Hans Morgenthau sangat terpengaruh pengetahuan positivis dan empiris. mungkin kaum realis kebanyakan menggandrungi pengetahuan positivistik.
Neo Realisme (realisme struktural) muncul pada 1970s sebagai tanggapan atas teori interdependensi dan koreksi terhadap pengabaian realisme tradisional terhadap kekuataan ekonomi. Kenneth Waltz "Teori itu rekayasa"
jika kaum realis seperti Morgenthau meyakini bahwa kekuasaan berakar pada kodrat manusia, neo realis seperti Waltz menekankan diri pada kondisi anarkis dunia internasional yang mengesankan akumulasi kekuasaan sebagai sebuah syarat yang sistematis bagi negara. hal 116.
bagi Waltz, negara tidak akan mengabaikan pengejaran kepentingan nasional mereka demi tata tertib internasional.
Bab IV
Rasionalisme
ada 2 pokok bagaimana tatanan dikonsepkan oleh anggota mazhab Rasionalis:
- Rasionalisme kurang menaruh perhatian pada masalah bagaimana negara-negara berbuat curang, mengatur dan saling mengalahkan satu sama lain namun lebih fokus pada bagaimana negara memperoleh dan menggunakan seni ketelitian dari akomodasi dan tidak berkompromi.
- Rasionalisme bersikeras bahwa tatanan internasional tidak boleh diterima apa adanya karena bisa dihancurkan oleh munculnya kekuatan-kekuatan agresif. hal 128
Rasionalisme adalah cabang teori HI yang berusaha memahami bagaimana negara-negara yang berbeda kultur bisa mencapai kesepakatan dalam hal prinsip-prinsip ketertiban keadilan internasional. hal 156
Bab V
Marxisme
Sejarah umat manusia menurut Marx adalah sebuah perjuangan kelas untuk memenuhi kebutuhan materi dasar. Alienasi menggambarkan sebuah kondisi dimana umat manusia berada dalam genggaman kekuasaan struktur dan kekuataan yang mereka ciptakan sendiri. Eksploitasi menunjuk pada kondisi dimana kelompok tertentu secara langsung mengontrol dan mengambil keuntungan dari daya kerja kelompok lainnya. Keterasingan menjelaskan akan sebuah dunia yang penuh kecurigaan dan permusuhan antara kelompok-kelompok nasional dan kultural yang berbeda-beda. upaya transformasi atas masyarakat internasional untuk menghilangkan alienasi, eksploitasi dan keterasingan merupakan cita-cita politik yang mendasar dalam tradisi pemikiran Marx. hal 164.
Lenin dan Bukharin berpendapat bahwa perang disebabkan oleh kebutuhan mendesak untuk mengeluarkan surplus modal yang telah terakumulasi pada negara-negara kapitalis terkuat.
ada 3 hal atas upaya habermas untuk membuka materialisme historis agar dipahami dalam paradigma komunikasi:
- Tujuan global Marx dan Marxisme ditegaskan kembali namun dalam kerangka untuk melindungi hal moral tiap umat manusia untuk mengambil peran dialog. terdapat perbedaan mencolok antara analisis diskursus etika dalam pemikiran Habermas dan kesenderungan yang ada pada Marxisme awal untuk tidak memasukkan moralitas sebagai sebuah aspek fenomenal masyarakat
- rekonstruksi materialisme historis tidak menegaskan keunggulan kelas dan produksi namun memandangnya sebagai sebuah prularitas gerakan sosial politik (yang memberi perhatian kepada masalah ekologi, hak nasional dan hak perempuan) yang menentang berbagai bentuk alienasi, eksploitasi dan pemisahan diri
- diskursus etika khususnya berkaitan dengan filsafat bahas dan mengabaikan analisa substansial mengenai kekuatan ketidakmerataan yang menjadi jantung pemikiran Marxisme klasik. hal 184
Internasionalisme dalam tulisan-tulisan Marx dan angels membayangkan sebuah masyarakat di mana umat manusia akan memiliki akses yang sama kepada sumber-sumber material dan budaya di dunia dan saling bekerjasama untuk memenuhi kebutuhan satu sama lain dan meningkatkan kekuataan satu sama lain.
Marxisme tidak memusatkan diri untuk memperjuangkan kemerdekaan waga negara di tiap-tiap negara atau peradaban namun memperjuangkan kemerdekaan seluruh umat manusia. hal 190.
Bab VI
Teori Kritis
perdebatan mengenai tujuan (Realisme vs Idealisme/Liberalisme) dan mengenai metodologi (Behaviorisme vs Teori Klasik).
Teori kritis sangat berkaitan denan sebuah kelompok pemikiran berbeda yang dikenal dengan Mazhab Frankfurt. usaha dari, yang dikenal juga sebagai tokoh teori kritis, Max Horkheimer, Theodore Adorno, Walter Benjamin, Herbert Marcuse, Erich Fromm, Leo Lowenthal dan Jurgen Habermas sehingga teori kritis digunakan sebagai lambang filsafat yang mempertanyakan tatanan modernitas sosial dan politik. hal 196.
kunci dari rekonstruksi materialisme historis Habermas adalah perubahan dari paradigma produksi dan kesadaran ke paradigma bahasa atau sebagaimana disebut Habermas kemudian, sebuah teori tindakan komunikatif (a theory of communicative action) hal. 218.
Kontribusi utama teori kritis terhadap HI:
Menurut Habermas, apakah postmodernisme mampu melakukan perlawanan politis ataukah etis? posmodernirme tidak dapat menjelaskan mengapa perlawanan perlu dilakukan terhadap ketidakadilan yang telah ada. ia menyayangkan kenapa posmodernisme tidak mau mengupayakan pendirian normatif.
Kontribusi utama teori kritis terhadap HI:
- analisis sosiologis-historis terhadap struktur politik dunia modern
- kritik filosofis terhadap partikularisme dan eksklusi
- penyelidikan filosofis ke dalam suatu kondisi yang memungkinkan terjadinya emansipasi dalam politik dunia
Bab VII
Posmodernisme
dalam pandangan ilmu sosial ortodoks, ilmu pengetahuan haruslah bebas dari pengaruh kekuasaan. studi HI ataupun studi ilmiah mengenai disiplin ini mensyaratkan adanya jarak dalam hubungan antar nilai, kepentingan dan kekuasaan (power) yang dimaksudkan untuk mewujudkan ilmu pengetahuan yang seimbang (objektif), ilmu pengetahuan yang tidak tercemari pengaruh luar dan didasarkan pada logika (murni).
Michel Foucault mempertanyakan "apakah kita harus meninggalkan semua tradisi yang menjadikan kita membayangkan bahwa ilmu pengetahuan hanya dapat eksis bilamana hubungan kekuasaan dipisahkan dan pengetahuan berkembang hanya di luar keputusan, tuntutan dan kepentingan kekuasaan. barangkali kita harus mengakui bahwa kekuasaan menghasilkan ilmu pengetahuan (tidak sekedar mendukungnya karena ia melayani kekuasaan atau menggunakannya karena ia memiliki fungsi; bahwa kekuasaan dan ilmu pengetahuan langsung saling menyiratkan satu sama lain, bahwa tidak ada hubungan kekuasaan tanpa adanya pembentukan korelatif atas sebuah bidang pengetahuan begitu juga tidak ada ilmu pengetahuan yang tidak mensyaratkan dan membentuk hubungan kekuasaan dalam waktu yang sama. Hal 243
"Kebenaran adalah sesuatu yang penting di dunia in dan kebenaran itu menimbulkan pengaruh tetap atas kekuasaan, kata Foucault.
Genealogi sederhananya adalah suatu jenis pemikiran historis yang mengungkapkan dan mencatat signifikansi dalam relasi kekuasaan-pengetahuan.
menurut Nietzsche, kebenaran tidak lain adalah sebuah kesalahan atau ketidakbenaran yang mengkristalkan menjadi kebenaran melalui proses kesejarahan yang panjang. hal 247
Menurut Habermas, apakah postmodernisme mampu melakukan perlawanan politis ataukah etis? posmodernirme tidak dapat menjelaskan mengapa perlawanan perlu dilakukan terhadap ketidakadilan yang telah ada. ia menyayangkan kenapa posmodernisme tidak mau mengupayakan pendirian normatif.
Bab VIII
Feminisme
Pelatihan tentara dan rutinitas militer merupakan pembentukan subjektifitas gender. kelembagaan yang secara historis dibentuk untuk laki-laki. pelatihan militer dalam istilah Barbara Roberts "sosialisasi maskulinitas yang dimaksimalkan" tentara tidak hanya dididik untuk melecehkan perempuan namun juga untuk mencapai kejantanan berdasarkan otonomi mereka atas perempuan, pengekangan emosi berkaitan belas kasih (yang feminim) dan tekanan fisik serta perlindungan mereka atas anak-anak dan perempuan.
Maria Mies menyatakan bahwa apa persamaan dari perempuan, negara jajahan dan sumber daya alam adalah eksploitasi sistematis yang dilakukan atas ketiganya sebagai sumber daya yang dapat dihabiskan oleh laki-laki dan negara kapitalis dunia pertama. hal 296.
Menurut Burchill, membuat teori adalah proses dimana kita memberi arti atas dunia yang seakan-akan objektif "di luar sana" hal 302
Kekuasaan, rasionalitas, keamanan dan kedaulatan adalah konsep-konsep kunci yang mendasari analisis HI dan teori kaum realis yang hegemonik yang mengklaim menjelaskan "realitas" politik dunia dalam pengertian terbatas sebagai "Hubungan Internasional"
Pertanyaan ontologis menurut Scott Burchill "apa realitas yang diketahui tergantung pada pendirian epistemologi. Feminis post positivis berargumen bahwa pendirian epistemologi tergantung pada posisi ontologis dari apa yang diketahui. metode positivis dalam HI mensubordinasikan persoalan ontologis. hal 317
Bab IX
Politik Hijau
Ekosentrisme mempunyai empat ciri utama yang bersifat etis yang membedakannya dari pemikir-pemikir lan mengenai lingkungan:
- Ekosentrisme mengidentifikasi semua kepentingan manusia terhadap bukan manusia
- Ekosentrisme mengindentifikasi Masyarakat bukan manusia
- Ekosentrisme mengidentifikasi kepenitingan generasi masa depan manusia dan bukan manusia
- Ekosentrisme menerapkan suatu perspektif holistik dan bukan atomistik yaitu dengan menilai populasi, spesies, ekosistem dan lingkungan alam secara keseluruhan seperti hanya organisme individu. Hal 339
Dalam istilah Daly bahwa "pertumbuhan adalah peningkatan kuantitaf secara fisik sedangkan pembangunan adalah peningkatan kualitatif atau memaksimalkan potensi"
Politik hijau mempunyai sejumlah corak secara umum di antara berbagai pemikir HI:
- Politik Hijau-GPT (Green Politic Theory) memiliki penolakan yang sama terhadap suatu pembedaan nilai dan fakta yang tegas dengan feminisme, teori kritis dan pos trukturalisme dengan mengintegrasikan elemen-elemen normatif dan eksplanatif. konsep politik hijau secara jelas bertentangan dengan konsepsi positivis yang mempunyai pembedaan yang tegas
- politik Hijau memiliki perhatian yang sama dalam menentang konsentrasi kekuasaan, homogenisasi kekuasaan di dalam politik internasional kontemporer dan mempertahankan perbedaan dan keanekaragaman dengan pos strukturalisme dan feminisme
- politik hijau memiliki kritik yang sama terhadap sistem negara dengan teori kritis dan teori lain meskipun menerapkan suatu pemikiran yang menolak gagasan mengenai "masyarakat globa" untuk mendesentralisasi kekuasaan dari negara bangsa kepada tingkatan lokal
No comments:
Post a Comment