Judul : Mahabbah Cinta (Mengarungi Samudera Cinta Rabi'ah Al-Adawiyah)
Penulis : Asfari MS & Otto Sukatno CR
Penerbit : Pustaka Hati
Cetakan : Cetakan ke-2, Desember 2020
Halaman : 180 Halaman
Rabi'ah Al-Adawiyah adalah sufi perempuan termasyur akan cintanya yang suci kepada Tuhan bahkan sampai memutuskan tidak menikah untuk menjaga kesucian cintanya. Beliau dikenal dengan syair-syairnya yang melambangkan agungnya cinta tertanam dalam hati. Dalam beribadah, beliau tidak mengharapkan iming-iming surga dan tidak takut pada siksa neraka namun semata untuk mendapatkan ridha Allah Swt.
Dalam buku ini dituliskan sejarah singkat kelahiran Rabi'ah. Ada dua pendapat yang menyatakan kapan Rabi'ah lahir. Menurut Harun Nasution, M Mastury, dan Abuddin Nata bahwa Rabi'ah lahir tahun 714 M sedangkan sumber lain mengatakan bahwa beliau lahir antara tahun 713 atau 717 M. Rabi'ah dilahirkan di Irak tepatnya di Basrah.
Rabi'ah lahir dari orang tua yang miskin sebagai anak bungsu dari empat bersaudara. Dikisahkan ketika menjelang beliau dilahirkan, ayahnya harus ke tetangga meminjam sarung untuk menutupi badannya. Tidak sampai di situ, di umur yang masih belia, Rabi'ah ditinggal mati kedua orang tuanya.
Di suatu masa, Basrah dilanda bencana kelaparan dan menyebabkan ketiga kakaknya meninggal sehingga Rabi'ah tinggal sebatang kara. Penderitaan Rabi'ah tidak berhenti di situ karena beliau dijadikan budak dan dibayar murah dengan pekerjaan yang cukup berat. Ketika menjadi budak, Rabi'ah bermunajat kepada Allah yang didengar oleh tuannya. Munajat Rabi'ah melunakkan hati tuannya sehingga membebaskannya.
Rabi'ah memilih menjadi perawan bukan karena tidak ada yang meminangnya bahkan orang-orang besar saat itu meminang beliau namun ditolak.
Rabi'ah menolak lamaran Abdul Wahid bin zaid dengan berkata:
”Hai orang yang bernafsu, carilah wanita lain yang juga bernafsu sebagaimana dirimu. Apakah kau melihat tanda birahi dalam diriku?”
Penolakan Rabi'ah terhadap Muhammad bin Sulaiman, Amir Abbasiyah untuk Basrah ketika ditawarkan mas kawin 100 dirham “Hal itu tidak menyenangkanku, kamu akan jadi budakku dan semua yang kau miliki akan menjadi milikku”
Rabi'ah menolak lamaran Hasan Basri dengan memberikan pertanyaan filosofis yang tidak mampu dijawab oleh Hasan Basri.
Ada dua hal yang membentuk mahabbah cinta Rabi'ah yaitu bekal dan pengalaman hidup yang diwarisi dari orang tuanya. Petuah ayahnya yang selalu diingatnya adalah tidak mencaci dan menyakiti perasaan manusia. Kedua, kondisi sosial masa kecilnya yang penuh dengan kekacauan sehingga menimbulkan kemiskinan, kelaparan dan perbudakan.
"Aku akan menyalakan api di dalam surga dan menyiramkan air ke neraka hingga tersingkaplah tabir yang menutup jalan orang-orang yang menuju kepada Allah akan jelas tujuan mereka, dan akan mereka saksikan Allah. Mereka dihalau oleh harapan dan tidak pula oleh rasa takut. Apakah jika tidak ada surga dan neraka, tidak ada lagi orang yang beribadah dan menaati Allah Swt?"
No comments:
Post a Comment